Grigoris Tsahas (99) dan Christina Tsantiri (101). Foto: Murray Sanders/Daily Mail |
Ini bukanlah kisah pembuka sebuah dongeng, melainkan cerita nyata dari Pulau Ikaria. Pulau berpenduduk sekitar 10.000 orang ini merupakan bagian dari negara Yunani, namun lebih dekat dengan Turki.
Ikaria adalah salah satu dari lima Blue Zone di dunia, atau area di mana banyak penduduknya berumur panjang. Tak heran jika di sini Anda akan melihat nenek dan kakek berusia 100 tahun namun tampak masih sehat dan enerjik.
Jan Moir dari Daily Mail (11/01/13) berkesempatan mengunjungi pulau ini dan berbincang langsung dengan para penduduknya. Salah satunya adalah Grigoris Tsahas, pria yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-99 tahun.
Dua kali sehari, ia berjalan sekitar 800 meter, menanjak, menuju kedai kopi setempat. Di sana, ia mengobrol dengan teman-temannya, meminum kopi Yunani di cangkir kecil, dan merokok. Ya, pria ini sudah merokok selama lebih dari 70 tahun. "Menurut saya, rokok tak begitu merusak seperti yang dikatakan orang-orang," ujarnya.
Aneh memang, pria ini tampak sehat meski telah merokok selama lebih dari setengah abad. Namun, pengakuan Evangelia Karnava (100) juga tak kalah mencengangkan. Wanita yang berpembawaan ceria ini mengungkapkan rahasia panjang umurnya, yakni tidak memakan daging merah. Karnava hanya memakan lemaknya.
Karnava bukanlah penduduk tertua di wilayah ini. Adapula Christina Tsantiri (101) yang menyesap segelas wine setiap makan siang, dan George Kassiotis (104) yang dapat membaca koran tanpa kacamata.
Sebuah nisan di desa Madria menunjukkan bahwa seorang wanita meninggal dunia pada usia 116 tahun. Namun, Tsahas tak yakin bahwa ialah orang tertua yang pernah hidup di pulau ini.
Dari kunjungan Jan Moir, dapat ditarik kesimpulan bahwa rahasia kesehatan dan umur panjang orang-orang di Ikaria adalah makanan sehat, olahraga, dan wine. Di sini, bahan makanan mereka lokal, sesuai dengan musimnya, dan alami. Mereka tak banyak makan daging. Kalaupun iya, mereka lebih suka menyantap kambing daripada domba.
Warga Ikaria umumnya sarapan dengan teh dari herba liar serta menyantap roti dengan madu lokal plus buah zaitun dan keju. Untuk makan siang, mereka menikmati sayuran dengan biji-bijian (pulse) atau buncis-buncisan. Tak lupa wine, roti, dan camilan. Sementara itu, makan malamnya ringan seperti saat sarapan.
Wine di Ikaria terbuat dari campuran anggur merah dan putih serta tak mengandung bahan tambahan maupun sulphite. Kandungan alkoholnya tinggi, sekitar 16-18%, namun warga setempat biasa meminumnya sedikit saja untuk menemani makan.
Selain asupan makanan sehat, udara yang segar dan berolahraga merupakan kunci panjang umur. Berolahraga dalam konteks ini adalah warga Ikaria yang harus menaiki bukit-bukit terjal jika ingin bepergian.
Tsahas khawatir umur yang panjang hanya dapat dirasakan oleh generasinya. Ia punya empat anak, empat cucu, dan empat cicit. "Jika mereka ingin hidup selama saya, mereka harus memerhatikan makanan dan asupan nutrisinya. Namun, mereka malah mau makan semua ini," ujar Tsahas sambil memegang sebungkus besar keripik kentang.
No comments:
Post a Comment
Pendapat Anda?