Reksadana. Foto: http://howmoneyindonesia.com/2014/03/10/berinvestasi-reksadana-bakal-semakin-mudah/ |
Pernah dengar soal reksadana? Saya juga pernah, tapi belum paham seluk-beluknya. Katanya, reksadana adalah salah satu jenis investasi yang cocok untuk pemula. Karena itu, saya datang ke acara 'Financial Clinic' yang digelar DetikFinance dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 Oktober 2015 lalu di Balai Kartini, Jakarta.
Acara ini menghadirkan pembicara di antaranya Aidil Akbar (perencana keuangan independen) dan Poltak Hotradero (Head of Research Division of Indonesian Stock Exchange). Rangkumannya pernah saya live tweet di sini, tapi untuk lebih jelasnya Anda bisa cek pointers berikut.
Catatan: kalau ada yang enggak paham, plis, jangan tanya saya. Silakan consult Google atau tanya ke orang yang paham. Daripada salah info, kan? :)) Saya cuma bantu share info yang saya dapat.
---
Pertumbuhan saham perusahaan di Indonesia memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Indonesia sendiri adalah negara dengan pertumbuhan tercepat ketiga di antara negara-negara G20.
Indikator kenaikan saham di antaranya adalah harga semen, suku bunga kredit bank, serta tingkat pembelian kendaraan roda dua dan roda empat.
Dilihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 1998-2007, kenaikan investasi mencapai 562%. Pada tahun 2008 terjadi krisis global, tapi jika dilihat secara keseluruhan, Anda tetap akan mendapat untung jika berinvestasi. Reksadana juga mungkin turun seperti harga emas, tapi jika bicara jangka panjang (25-30 tahun), trennya naik.
Menurut Aidil, reksadana adalah jenis investasi dengan modal minim, diversifikasinya luas, risikonya terukur, dan diawasi ketat. Reksadana adalah jenis investasi yang cocok untuk pemula.
Jenis reksadana. Semakin panjang jangka waktunya, semakin tinggi risikonya, tapi semakin besar juga return-nya (keuntungan):
- Saham atau indeks: jangka panjang, lebih dari 5 tahun
- Fix income (pendapatan tetap) atau obligasi: jangka menengah, 3-5 tahun
- Pasar uang: jangka pendek, 1-3 tahun
Selain itu juga ada jenis reksadana lain:
- Reksadana campuran: investasi fleksibel, yakni saat ekonomi bagus, reksadana saham; ekonomi melambat: fix income; dan ketika ekonomi menurun: pasar uang
- Reksadana syariah: reksadana campuran atau saham. Banyak yang pakai di Indonesia, tapi instrumennya terbatas. Jenis reksadana ini punya kelebihan dan kekurangan. Jika ekonomi sedang naik, returnnya lebih kecil daripada saham konvensional. Namun jika ekonomi sedang turun, reksadana syariah cenderung stabil.
Manajer investasi tidak boleh menolak jika investor ingin menjual investasinya.
Berapa modal investasi untuk pemula? "Biaya sekali ngafe Rp 100.000 bisa untuk reksadana. Untuk saham, Anda bisa mulai dengan modal sekitar Rp 5 juta," kata Aidil Akbar. Reksadana untuk 12 tahun bisa investasi Rp 1,4 juta per bulan. Properti memang lebih bagus, tapi modalnya besar.
Tips sebelum investasi:
Sebelum berinvestasi, pastikan Anda melakukan financial check-up.
- Jangan ada hutang konsumtif (misalnya kartu kredit)
- Cashflow positif
- Sudah mempersiapkan dana darurat
- Sudah punya asuransi kesehatan dan asuransi jiwa
Biasanya kenaikan gaji berbanding lurus dengan kenaikan gaya hidup. Sebaiknya, kalau naik gaji, investasikan setengah dari kenaikan gaji. Jangan semuanya untuk menaikkan gaya hidup.
Alokasikan uang untuk kebutuhan jangka pendek serta investasi jangka menengah dan panjang.
Mengumpulkan modal reksadana bisa dari angpau pernikahan Anda, seperti pengalaman Poltak.
Tips memulai investasi:
Salah satu fitur menarik yang bisa Anda pertimbangkan saat ditawari reksadana adalah pindah jenis reksadana tanpa biaya (misalnya dari saham ke fix income, dan sebagainya)
Menurut Poltak Hotradero, jangan beli saham karena harganya. Anda perlu cari tahu dulu latar belakang perusahaannya (emiten) lewat koran nasional atau website Bursa Efek Indonesia. Di sana ada laporannya tiap kuartal.
Sebelum membeli reksadana, pastikan legalitas tiga hal berikut:
- Perusahaan
- Produk
- Agen penjual
Investor (ya, Anda!) wajib:
- Membaca prospektus dengan saksama
- Memahami kebijakan investasi
- Memahami profil risiko diri. Pemilik profil risiko konservatif bisa berubah jadi agresif seiring waktu jika sudah paham ilmunya.
- Memahami besaran biaya
- Memahami risiko.
Tips saat sudah berinvestasi:
Saat punya uang, berinvestasilah secara reguler. Sebab, timing the market (strategi naik turun harga) itu susah. Lakukan Dollar Cost Averaging:
- Investasi reguler, misalnya 5-15% dari gaji per bulan untuk reksadana
- Fee bisa lebih rendah jika investasi reksadana secara reguler (misalnya menggunakan fitur autodebet).
---
Demikian info yang saya dapat dari talkshow tadi. Kalau ada info yang kurang tepat just let me know by leaving your comments below.
Tertarik atau bahkan sudah siap berinvestasi reksadana? Iklim investasi di Indonesia bagus, lho. Yuk berinvestasi!
No comments:
Post a Comment
Pendapat Anda?