26 February 2016

Review: Mockingbird, The Most Affordable Fine Dining In The World

Due to something, saya seharusnya menabung. Bukan membuang-buang uang untuk makan mewah seperti Selasa kemarin. Tapi, susah juga sih jadi saya, yang alhamdulillah pernah mengecap nikmatnya dibayar untuk makan. Kalau lagi bengong, suka kangen makan enak. Apalagi saya tipe orang yang kayak gini:
Splurge!

Pas dengar soal Mockingbird, saya langsung tertarik mendengar konsepnya yang unik: The Most Affordable Fine Dining In The World. Menunyapun berganti-ganti setiap season. Untuk saya yang adventurous soal makanan, yang kayak gini ini bikin penasaran. Secara fine dining, Mockingbird memang tergolong murah, tapi secara kantong kelas menengah, harganya lumayann... Apalagi ini tanggal tua.

However, pembenaran selalu ada. Kapan lagi bisa menggunakan uang sendiri sesuka hati? Kapan lagi bisa makan enak tanpa banyak pertimbangan? In a few months, you can't live like this anymore, Ema. So yeah, this time, I follow my belly heart.

Off I go to Mockingbird. Lokasinya ternyata gampang dicari. Restorannya terletak di pinggir jalan, di lahan bekas SPBU Pertamina yang kini berubah menjadi pusat kuliner. Plang kecil yang dipasang di dekat pintu masuk memastikan Anda tak kelewatan lokasinya. Sebut saja Indomaret Pondok Indah, rata-rata tukang ojek tahu, kok.

The facade

Mockingbird terletak paling depan di antara warung-warung sekitarnya yang sederhana. Eksterior dan interiornya didominasi warna putih dengan gaya Victoria modern (kalau tidak salah, sih). Kaca jendelanya yang lebar-lebar menampilkan situasi di dalam. Lampu dinding klasik terpasang di luar dan di dalam sebagai sumber penerangan sekaligus pemanis ruangan.

The interior

Logo Mockingbird, yakni burung yang mengembangkan sayapnya, kembali terlihat di dalam. Kali ini ruangannya diterangi chandelier hitam. Kapasitasnya hanya 30 tempat duduk dengan empat buah meja panjang. Ternyata ruangannya kecil, seperti restoran pop up. Di sisi kiri ada rak minuman dan 'lubang jendela' (pardon my architectural vocabulary limitation) yang menghubungkan area makan dengan dapur.

Rak minuman. Pilihan minumannya cuma Equil, Coca-Cola, dan wine (wine tidak ada dalam menu)

Di meja ada menu kecil yang menjelaskan tentang konsep Mockingbird, latar belakang sang chef, serta promo-promo yang sedang berlaku. Di baliknya, Anda bisa menemukan tiga set menu season terbaru serta pilihan minuman.

Menu dan daftar harga Mockingbird

Mulai 20 Februari 2016 sampai tiga bulan ke depan, season ini dinamakan The Season of Fairytale. Saya yang memang niat banget ke sini sudah mengintip bocoran di Instagram-nya dan tertarik mencicipi Set C 'The Golden Deer' karena penasaran dengan rasa daging rusa. Sayang, kemarin set menu tersebut tidak tersedia.

"Saya dapat kabar kalau supplier baru bisa mengirimkan daging (rusa) pada jam 5 (sore). Padahal, saya butuh waktu empat jam untuk sous-vide (salah satu teknik memasak perlahan). Daripada dikomplain customer, lebih baik saya tiadakan saja hari ini," kata Ryan Santoso, chef dan owner Mockingbird yang saya tanyai saat saya selesai makan. Akhirnya saya pilih Set B plus Equil (Rp 25.000).

Set B, 'The Powerful Mercow Warriors'
Harga: Rp 232.000
Overall rating: 4/5

The table setting. Anyway, garpu, pisau, dan sendoknya sudah ditempatkan sesuai urutan. Jadi, makanlah roti dengan tangan, entree dengan garpu dan pisau paling kiri, main course dengan garpu dan pisau tengah, dan dessert dengan sendok di kanan.

Sambil menunggu entree datang, saya disuguhi roti sourdough dengan taburan parmesan parut (if I'm not mistaken). Roti ini memang alot teksturnya dengan bagian luar yang crisp. Andai Mockingbird menyediakan olive oil sebagai dipping, makan rotinya enggak akan seret. halah, alasan, padahal lidahnya udah terbiasa makan Sari Roti

Tsunami Slap

Entree-pun datang tanpa butuh waktu lama. Si 'Tsunami Slap' ini ditata seperti lukisan abstrak. Dua potong daging yellowfin tuna menampakkan bagian tengahnya yang berwarna merah muda dengan bintik-bintik lada hitam di luarnya. Teksturnya lembut saat dipotong dengan pisau, tapi firm saat mulai dikunyah. Asin. Saya colekkan ke fennel puree yang gurih. Saya cemili juga renyahnya cacahan kyuri yang dibuat acar, serutan red radish, acar lobak putih yang segar, dan jamur enoki yang jadi garnish-nya. Sherry vinaigrette berwarna kekuningan tampaknya dituangkan sedikit ke dekat daikon karena ada rasa manis samar yang terjejak.

Searful Slice

Setelah saya meletakkan pisau dan garpu terbalik di atas piring yang sudah kosong, waiter dengan sigap mengambil piring saya. Datanglah main course 'Searful Slice' yang tampak mengilat menggoda. Sesuai request saya yakni tingkat kematangan medium, jika diiris, daging tenderloin-nya tampak berwarna pink pucat di tengah dan cokelat muda di pinggirnya. Tekstur daging has dalam wagyu ini lembut sedikit chewy saat dikunyah, dan lagi-lagi asinnya sedikit agak kuat. Setengah bagiannya dituangi bearnaise sauce yang kuning kental bercampur herba. Dibatasi 'pagar' garnish berupa tomat cherry, bawang merah roast (ternyata enak juga! manis dan bau bawangnya tak sekuat jika mentah), dan jamur enoki, di seberang steak ada mushroom pithivier. Bentuknya berupa dua 'mangkuk' puff pastry yang saling menutup dengan isi berupa suwiran daging short rib yang dimasak dengan api kecil selama enam jam. Enak! Puff pastry-nya renyah-flaky, sementara isi dagingnya lembut dan agak manis. I think the mushroom pithivier is good enough to be featured on the menu and be sold as its own.

Ecstasy Grenade

We came to the last course and got 'Ecstasy Grenade' as the dessert. Bentuk Chocolate Mousse Bomb-nya unik seperti piramid dengan permukaan mirip beludru, hasil pewarnaan dengan teknik airbrush (as far as I can remember). Bagian bawahnya ditempeli cacahan kacang yang dimaniskan. Saat piramid dipotong dengan sendok, tampak selapis tipis sponge cake mengalasi chocolate mousse yang manis. Di puncaknya ada kejutan, yakni cokelat putih bertekstur seperti custard! Manisnya mousse tersebut membuat es krim cokelat yang menjadi pendampingnya jadi kalah manis. Ditambah saus salted caramel, manisnya jadi triple. I ain't a big fan of chocolate, and since I'm developing lower tolerance of sweetness, menurut saya dessert ini terlalu manis walau pada akhirnya saya menghabiskannya juga.

Di akhir acara makan, kami diberi secarik kertas dan sebuah pulpen untuk menuliskan kesan kami tentang dinner tadi. Get the chance for your writing to be featured on their Instagram account!

A waiter was serving the diners

Menurut saya, konsep Mockingbird ini memang keren. Sebagai (probablyThe Most Affordable Fine Dining In The World, Mockingbird sukses menurunkan harga dengan mengurangi hal-hal yang dianggap tidak perlu, seperti sendok-garpu-pisau dari perak, taplak meja super rapi dan tertata, dekorasi restoran yang mewah, dan pelayan restoran yang memakai tuksedo. Di Mockingbird, Anda hanya membayar untuk makanannya yang memang kelas fine-dining, sedangkan di restoran berbintang, fine-dining tiga course begini bisa ditawarkan dengan harga di atas Rp 500.000 bahkan jutaan, lho.

Konsep menu yang berganti setiap tiga bulan (season) dan pilihan menu yang terbataspun sukses membuat orang antusias menanti gebrakan baru apa yang akan dimunculkan Chef Ryan yang sebelumnya berkarir di industri kuliner Australia.

Waktu saya datang - di hari kerja dan tanggal tua pula - total hanya ada sekitar 7 orang tamu termasuk saya dan teman-teman, dari awal buka sampai tutup. Sepi, memang, tapi karena waktunya, jelas bukan karena makanannya. Kalau Anda ingin datang saat weekend dan di tanggal muda, sepertinya Anda harus pesan tempat. Sekarang memang restorannya lebih seperti pop-up restaurant (dengan toilet terpisah yang berupa WC umum), tapi Chef Ryan sudah mengincar tempat di Senopati yang tentunya akan lebih proper dan bisa buka sejak jam makan siang. Semoga segera terwujud, ya, Chef!


Mockingbird

Kategori: fine dining

Alamat:
Jl. Raya Metro Pondok Indah (bekas SPBU pertamina)
Jakarta Selatan



Kontak:
Telepon: 087882756850
Instagram: @mockingbird_jkt
Facebook: Mockingbird_jkt

Jam buka: Selasa-Minggu, 18:00-tutup (sekitar pukul 22:00 saat weekdays dan 23:00 saat weekend), Senin tutup

Range harga:
Makanan: Rp 229.000-292.000
Minuman: Rp 25.000

Biaya tambahan: service charge 3% dan PPN 10%

Metode pembayaran: Tunai dan kartu

Halal? Makanan dimasak dengan red wine dan produk wine vinegar. Ada wine di pilihan minumannya.

Kapasitas: 30 orang

Fasilitas: AC, kursi anak

Kesimpulan:
Rasa bold (asin, manis). Menurut saya, better kalau tingkat asin dan manisnya sedikit dikurangi. Servis waiter seperti di restoran fine dining (misalnya menuangkan minuman ke gelas setiap air di gelas akan habis). Karena di dalam gelasnya diberi irisan lemon, air putih berubah jadi infused water, which is great! Overall, semua hidangan enak and worth your penny.

PROMO!

  • Get 1 free dinner set on your birthday by showing your ID
  • Get 1 free dinner set for the first guest showing up to Mockingbird everyday (so make sure you're the first one entering the restaurant when it's opened on 6 pm!)
  • Get free first drink by posting about Mockingbird with hashtag #mockingbirdfairytale and tagging its FB or Twitter account

3 comments:

  1. ini emang bener , buat promo birthday nya ?hanya dengan tunjukin karti identitas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waktu saya ke sana promo tersebut betulan ada, tapi sekarang setahu saya restoran ini sedang persiapan pindah ke lokasi baru jadi sedang tidak beroperasi. Silakan hubungi kontak restoran di atas ya untuk lebih jelasnya.

      Delete

Pendapat Anda?